Jumat, 06 Oktober 2017

MAKALAH PERASAAN DAN EMOSI




MAKALAH PERASAAN DAN EMOSI



Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Keperawatan Semester I

Disusun oleh:
Kelompok 7
Nama Anggota:

1. Yulfian Nugroho
       2. Nurdyah Ayu Oktaviani
 
  3. Helda Mutiara Riski

      4. Susiani               
 5. Putri Rona Amalia


PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kebudayaan Suku Batak”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
  1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Keperawatan Ibu Dra. Desak M. Parwati, SKp., M.Kes
  2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami
  3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.


                                                                        Semarang, 26 September 2017



                                                                                                               Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................       i
Daftar Isi.............................................................................................................       ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.........................................................................................       1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................       2
C.     Tujuan.......................................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN
Perasaan dan Emosi
A.    Pengertian perasaan.................................................................................       3
B.     Jenis-jenis perasaan.................................................................................        3
C.     Ciri-ciri perasaan.....................................................................................        5
D.    Pengertian emosi.....................................................................................        5
E.     Jenis-jenis emosi.....................................................................................         5
F.      Proses terjadinya emosi...........................................................................        7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................       8
B.     Saran........................................................................................................       8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................     9









BAB II
PEMBAHASAN
PERASAAN DAN EMOSI
A.    Pengertian Perasaan
Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah suatu fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang ( Drs. Agus Sujanto,Psikologi Umum, hal : 75).
Sementara menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif( Drs. Alex Sobur, M. Si, Psikologi Umum, hal : 426). Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua arti. Di tinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal. Makna penilaian ini tampak misalnya “Saya rasa nanti sore hari akan hujan”( Ibid, hal : 427).
Perasaan selalu bersifat subjektif karena ada unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seseorang individu. Kehendak itu bisa positif artinya individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya suatu yang memberikan kenikmatan kepadanya, atau juga bisa negatif artinya ia hendak menghindari hal yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat kepadanya.
B.     Jenis-jenis perasaan

1.      Dalam mempelajari perasaan, hal ini tampak pada pembagian perasaan yang dilakukan oleh para ahli. Menurut Max Scheler membagi perasaan menjadi empat golongan yaitu (Ibid, hal : 427):
a.       Perasaan pengindraan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengindraan.
Misalnya : rasa panas, dingin dan sakit.
b.      Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh.
Misalnya : rasa lesu, segar.
c.       Perasaan psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis.
Misalnya : rasa senang, sedih.
d.      Perasaan pribadi, yaitu perasaan yang dialami secara pribadi.
Misalnya : perasaan terasing

2.      W. Stren mengadakan pembagian perasaan sebagai berikut (Ibid):
a.       Perasaan yang bersangkutan dengan masa kini, misalnya perasaan senang yang diperlihatkan masa sekarang dalam hubungan dengan ransangan-ransangan yang dialami pada waktu sekarang juga.
b.      Perasaan yang bersangkutan dengan masa lampau, misalnya perasaan senang pada waktu sekarang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa di masa lampau.
c.       Perasaan yang bersangkutan dengan masa yang akan datang, misalnya perasaan senang sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan datang.

3.      Perasaaan dapat digolongkan menjadi dua menurut keadaan perasaan seseorang yaitu (Agus Sujanto)
1)      Golongan Eukoloi, ialah golongan orang yang selalu merasa senang, gembira dan optimis.
2)      Golongan Diskoloi, ialah golongan orang yang selalu merasa tidak senang, murung dan pesimis.
4.   Sedangkan menurut Drs. Agus Sujanto membagi rumpun perasaan sebagai berikut:
Perasaan rendah (biologis) terdiri atas :
1)      Perasaan keinderaan (sensoris), ialah perasaan yang timbul waktu indera kita menerima ransangan.
2)      Perasaan vital (kehidupan), ialah perasaan yang bergantung kepada keadaan tubuh kia sesewaktu, misalnya merasa senang sekali karena sehat.
3)      Perasaan tanggapan, ialah perasaan yang mengiringi apabila kita menanggap sesuatu atau keadaan, misalnya seorang prajurit masih merasa senang sekali kalau ia ingat betapa sang saka berkibar dengan megahnya.
4)      Perasaan instink, ialah perasaan yang mengiringi sesuatu instink yang sedang timbul, misalnya kita akan merasa senang, kalau pada saat makan, di meja makan selalu tersedia hidangan yang berganti-gantian.

5.      Perasaan luhur (rohani) terdiri atas :
1)      Perasaan keindahan, ada dua macam : perasaan keindahan negatif, ialah perasaan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu yang buruk. Perasaan keindahan yang positif, ialah perasaan keindahan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu yang baik.
2)      Perasaan intelek, ialah perasaan yang timbul sebagai akibat dari hasil intelek, misalnya kalau kita dapat memecahkan sesuatu yang sulit, timbul rasa senang dan sebaliknya.
3)      Perasaan kesusilaan, ialah perasaan yang timbul karena indera kita menerima peransang susila atau jahat.
4)      Perasaan ketuhanan, ialah perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya tuhan. Misalnya orang akan merasa bahagia kalau ia merasa bahwa tuhan selalu melindungi dan dekat padanya.
5)      Perasaan diri, ini ada dua macam : positif dan negatif. Perasaan diri positif adalah perasaan yang timbul bila ia dapat berbuat sama atau lebih dari orang lain. Perasaan diri negatif adalah perasaan yang timbul kalau tidak dapat berbuat seperti atau mendekati orang lain.
6)      Perasaan simpati, ialah perasaan yang timbul karena orang lain mengalami rasa senang atau tidak senang.
7)      Perasaan sosial, ialah perasaan yang timbul karena melihat keadaan masyarakat.


C.    Ciri-ciri Perasaan

Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi
Ciri-ciri perasaan adalah sebagai berikut :
1.      Subjektif :Setiap orang memiliki selera perasaan yang berbeda–beda
2.      Mudah Berubah: Apa yang kita benci hari ini, bisa menjadi kita sukai keesok hariannya.
3.      Mengandung Penilaian : Kita membandingkan perasaan-perasaan yang pernah kita rasa sebelumnya, sebelum kita menilai.Ini menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4.      Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan : Perasaan tidak memilih apa yang benar -salah atau baik –buruk. Ia hanya memilih berdasarkan prinsip kesenangan.
5.      Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi. Contoh: Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan atau mengingat trauma pada masa lalu, Perasaan gembira saat mendapatkan hadiah yang diberikan oleh orang tua.
6.      Perasaan sifatnya individual atau subjektif. Contoh: Pada saat menonton suatu pertandingan sepak bola, ada yang gembira karena tim yang di andalkan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tapi ada juga yang sedih karena tim yang dibanggakannya kalah, Dalam keluarga, pada saat anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tapi si bapak tenang-tenang saja.

D.    Pengertian Emosi
Menurut English and English, emosi adalah “A complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activies “ (suatu keadaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “ setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkatan lemah (dangkal) maupun pada tingkatan yang luas (mendalam).
E.     Jenis-Jenis Emosi
Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a.       Marah, orang bergerak menentang sumber frustasi.
b.      Takut, orang bergerak meninggalkan sumber frustasi.
c.       Cinta, orang bergerak menuju sumber kemenangan.
d.      Depresi, orang menghentikan respon-respon terbukanya dan mengalihkan emosi ke dalam dirinya sendiri.
Dari hasil penelitiannya, John B. Watson menemukan bahwa tiga dari keempat emosional tersebut terdapat pada anak-anak, yaitu : takut, marah dan cinta.
·         Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang anak kecil memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan di rumah. Misalnya saja, rasa takut akan tempat gelap, takut berada di tempat sepi tanpa teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak di kenal. Kengerian-kengerian ini relatif lebih banyak diderita oleh anak-anak daripada orang dewasa. Karena, sebagai insan yang masih muda, tentu saja daya tahan anak-anak belum kuat.
Jika dilihat dari secara objektif, bisa dikatakan bahwa rasa takut selain mempunyai segi-segi negatif, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan perasaan-perasaanan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa takut pada anak.
Pertama, ciptakanlah suasana kekeluargaan/lingkungan sosial mampu menghadirkan rasa keamanan dan rasa kasih sayang. Kedua, berilah penghargaan terhadap usaha-usaha anak dan pujilah bila perlu. Ketiga, tanamkanlah pada anak bahwa ada kewajiban sosial yang perlu ditaati. Keempat, tumbuhkanlah pada diri anak kepercayaan serta keberanian untuk hidup; jauhkanlah ejekan dan celaan.

·         Marah
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat pada anak kecil ketimbang rasa takut. Bentuk-bentuk kemarahan yang banyak kita hadapi adalah pada anak yang berumur 4 tahun. Pada anak-anak yang masih kecil, kemarahan bisa ditimbulkan oleh adanya pengekangan yang dipaksakan, gangguan pada gerak-geriknya, hambatan pada kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan, oleh segala sesuatu yang menghalang-halangi keinginan seorang anak.
1.      Dalam sebuah studi yang dilakukan Goodenough, terdapat cukup bukti yang memperlihatkan bahwa anak-anak lebih mudah menjadi marah apabila pada malam sebelumnya mereka tidak cukup beristirahat.
2.      Navaco pula mengemukakan bahwa amarah “bisa dipahami sebagai reaksi tekanan perasaan”

·         Cinta
Apakah cinta? sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan. Penyair Mesir, Syauqi Bey, melukiskan “cinta” dlam sebuah sajaknya: Apakah cinta? Mulanya berpandangan mata, lantas saling senyum, kata berbalas kata, dan memadu janji, akhirnya bertemu. Namun, yang digambarkan Syauqi Bey di atas adalah cinta romantis, yaitu cinta waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus setelah puas bertemu dalam memadu cinta, tidak sampai meningkat ke jenjang pernikahan.
Dalam bukunya The Art of Loving (Seni Mencinta), Erich Fromm sedemikian jauh telah berbicara tentang cinta sebagai alat mengatasi keterpisahaan manusia, sebagai pemenuh kerinduan akan kesatuan. Akan tetapi, di atas kebutuhan eksitensi dan menyeluruh itu, timbul suatu kebutuhan biologis, yang lebih spesifik yaitu keinginan untuk menyatu antara kutub-kutub jantan dan betina. Ide pengutuban ini diungkapkan dengan paling mencolok dalam mitos bahwa pada mulanya laki-laki dan wanita adalah satu, kemudian mereka dipisahkan menjadi setengah-setengah, dan sejak itu sampai seterusnya, setiap lelaki terus mencari belahan wanita yang hilang dari dirinya untuk bersatu kembali dengannya.
F.     Proses Terjadinya Emosi
Proses terjadinya emosi melibatkan faktor psikologis maupun factor fisiologis. Kebangkitan emosi kita pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa, yang bisa netral, positif, ataupun negatif. Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh reseptor kita, lalu melalui otak. Kita menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan kondisi pengalaman dan kebiasaan kita dalam mempersepsikan sebuah kejadian. Interpretasi yang kita buat kemudian memunculkan perubahan secara internal dalam tubuh kita. Perubahan tersebut misalnya napas tersengal, mata memerah, keluar air mata, dada menjadi sesak, perubahan raut wajah, intonasi suara, cara menatap dan perubahan tekanan darah kita.
Pandangan teori kognitif menyebutkan emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi kita terhadap sebuah peristiwa. Kita bias memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilai negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan.
Persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah, sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan. Interpretasi yang kita buat atas sebuah peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara internal, ketika kita menilai sebuah peristiwa secara lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Berlainan dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, menghayalkan, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendati pun demikian perasaan bukanlah hanya sekedar gejala tambahan daripada fungsi pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri.
Emosi adalah suatu keadaan yang komplek yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar yang motoris. Dan perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Atas dasar arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu; marah, takut, cinta dan depresi.

B.     Saran
1.      Berharap agar mahasiswa lebih memahami tentang perasaan dan emosi.
2.      Bisa memberi pemahaman untuk mahasiswa
3.      Dan terakhir, makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu agar pembaca senantiasa memberikan kritik dan saran kepada kami.