MAKALAH PERASAAN DAN EMOSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Keperawatan Semester I
Disusun oleh:
Kelompok 7
Nama Anggota:1. Yulfian Nugroho
2. Nurdyah Ayu Oktaviani
3. Helda Mutiara Riski
4. Susiani
5. Putri Rona Amalia
PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kebudayaan Suku Batak”.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan
sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
- Dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Keperawatan Ibu Dra. Desak M. Parwati, SKp., M.Kes
- Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami
- Teman-teman yang telah memberikan dukungan
Penulis sangat
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat.
Semarang,
26 September 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.
Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
Perasaan dan Emosi
A.
Pengertian perasaan................................................................................. 3
B.
Jenis-jenis perasaan................................................................................. 3
C.
Ciri-ciri perasaan..................................................................................... 5
D.
Pengertian emosi..................................................................................... 5
E.
Jenis-jenis emosi..................................................................................... 5
F.
Proses terjadinya emosi........................................................................... 7
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 8
B.
Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 9
BAB II
PEMBAHASAN
PERASAAN DAN EMOSI
A.
Pengertian Perasaan
Perasaan adalah suatu pernyataan
jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak
senang dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat-alat indra.
Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah suatu fungsi jiwa yang dapat
mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang (
Drs. Agus Sujanto,Psikologi Umum, hal : 75).
Sementara menurut Koentjaraningrat
perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif( Drs. Alex Sobur, M.
Si, Psikologi Umum, hal : 426). Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan
(feeling) mempunyai dua arti. Di tinjau secara fisiologis, perasaan adalah
pengindraan, sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak
dengan dunia luar. Dalam psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu
penilaian terhadap sesuatu hal. Makna penilaian ini tampak misalnya “Saya rasa
nanti sore hari akan hujan”( Ibid, hal : 427).
Perasaan selalu bersifat subjektif
karena ada unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam
kesadaran seseorang individu. Kehendak itu bisa positif artinya individu
tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya suatu yang memberikan
kenikmatan kepadanya, atau juga bisa negatif artinya ia hendak menghindari hal
yang dirasakannya sebagai hal yang akan membawa perasaan tidak nikmat
kepadanya.
B.
Jenis-jenis perasaan
1. Dalam mempelajari perasaan, hal ini
tampak pada pembagian perasaan yang dilakukan oleh para ahli. Menurut Max
Scheler membagi perasaan menjadi empat golongan yaitu (Ibid, hal : 427):
a. Perasaan pengindraan, yaitu perasaan
yang berhubungan dengan pengindraan.
Misalnya : rasa panas, dingin dan
sakit.
b. Perasaan vital, yaitu perasaan yang
berhubungan dengan keadaan tubuh.
Misalnya : rasa lesu, segar.
c. Perasaan psikis, yaitu perasaan yang
menyebabkan perubahan-perubahan psikis.
Misalnya : rasa senang, sedih.
d. Perasaan pribadi, yaitu perasaan
yang dialami secara pribadi.
Misalnya : perasaan terasing
2. W. Stren mengadakan pembagian perasaan
sebagai berikut (Ibid):
a. Perasaan yang bersangkutan dengan
masa kini, misalnya perasaan senang yang diperlihatkan masa sekarang dalam
hubungan dengan ransangan-ransangan yang dialami pada waktu sekarang juga.
b. Perasaan yang bersangkutan dengan
masa lampau, misalnya perasaan senang pada waktu sekarang yang ditimbulkan oleh
suatu peristiwa di masa lampau.
c. Perasaan yang bersangkutan dengan
masa yang akan datang, misalnya perasaan senang sehubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang akan datang.
3. Perasaaan dapat digolongkan menjadi
dua menurut keadaan perasaan seseorang yaitu (Agus Sujanto)
1) Golongan Eukoloi, ialah golongan
orang yang selalu merasa senang, gembira dan optimis.
2) Golongan Diskoloi, ialah golongan
orang yang selalu merasa tidak senang, murung dan pesimis.
4. Sedangkan menurut Drs. Agus Sujanto membagi
rumpun perasaan sebagai berikut:
Perasaan rendah (biologis) terdiri atas :
Perasaan rendah (biologis) terdiri atas :
1)
Perasaan
keinderaan (sensoris), ialah perasaan yang timbul waktu indera kita menerima
ransangan.
2)
Perasaan
vital (kehidupan), ialah perasaan yang bergantung kepada keadaan tubuh kia
sesewaktu, misalnya merasa senang sekali karena sehat.
3)
Perasaan
tanggapan, ialah perasaan yang mengiringi apabila kita menanggap sesuatu atau
keadaan, misalnya seorang prajurit masih merasa senang sekali kalau ia ingat
betapa sang saka berkibar dengan megahnya.
4)
Perasaan
instink, ialah perasaan yang mengiringi sesuatu instink yang sedang timbul,
misalnya kita akan merasa senang, kalau pada saat makan, di meja makan selalu
tersedia hidangan yang berganti-gantian.
5. Perasaan luhur (rohani) terdiri atas
:
1)
Perasaan
keindahan, ada dua macam : perasaan keindahan negatif, ialah perasaan yang
timbul kalau kita mengindera sesuatu yang buruk. Perasaan keindahan yang
positif, ialah perasaan keindahan yang timbul kalau kita mengindera sesuatu
yang baik.
2)
Perasaan
intelek, ialah perasaan yang timbul sebagai akibat dari hasil intelek, misalnya
kalau kita dapat memecahkan sesuatu yang sulit, timbul rasa senang dan
sebaliknya.
3)
Perasaan
kesusilaan, ialah perasaan yang timbul karena indera kita menerima peransang
susila atau jahat.
4)
Perasaan
ketuhanan, ialah perasaan yang timbul dalam mengetahui adanya tuhan. Misalnya
orang akan merasa bahagia kalau ia merasa bahwa tuhan selalu melindungi dan
dekat padanya.
5)
Perasaan
diri, ini ada dua macam : positif dan negatif. Perasaan diri positif adalah
perasaan yang timbul bila ia dapat berbuat sama atau lebih dari orang lain.
Perasaan diri negatif adalah perasaan yang timbul kalau tidak dapat berbuat
seperti atau mendekati orang lain.
6)
Perasaan
simpati, ialah perasaan yang timbul karena orang lain mengalami rasa senang
atau tidak senang.
7)
Perasaan
sosial, ialah perasaan yang timbul karena melihat keadaan masyarakat.
C. Ciri-ciri Perasaan
Setiap
individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu
keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi
Ciri-ciri
perasaan adalah sebagai berikut :
1. Subjektif :Setiap orang memiliki
selera perasaan yang berbeda–beda
2. Mudah Berubah: Apa yang kita benci
hari ini, bisa menjadi kita sukai keesok hariannya.
3. Mengandung Penilaian : Kita
membandingkan perasaan-perasaan yang pernah kita rasa sebelumnya, sebelum kita
menilai.Ini menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4. Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan
: Perasaan tidak memilih apa yang benar -salah atau baik –buruk. Ia hanya
memilih berdasarkan prinsip kesenangan.
5. Perasaan selalu terkait dengan
gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi. Contoh: Dalam diri seseorang
timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan atau mengingat trauma pada
masa lalu, Perasaan gembira saat mendapatkan hadiah yang diberikan oleh orang
tua.
6. Perasaan sifatnya individual atau
subjektif. Contoh: Pada saat menonton suatu pertandingan sepak bola, ada yang
gembira karena tim yang di andalkan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tapi
ada juga yang sedih karena tim yang dibanggakannya kalah, Dalam keluarga, pada
saat anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tapi si bapak
tenang-tenang saja.
D.
Pengertian Emosi
Menurut English and English, emosi
adalah “A complex feeling state accompained by characteristic motor and
glandular activies “ (suatu keadaan yang kompleks yang disertai karakteristik
kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat
bahwa emosi merupakan “ setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna
afektif baik pada tingkatan lemah (dangkal) maupun pada tingkatan yang luas
(mendalam).
E.
Jenis-Jenis Emosi
Atas dasar
arah aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
a. Marah, orang bergerak menentang
sumber frustasi.
b. Takut, orang bergerak meninggalkan
sumber frustasi.
c. Cinta, orang bergerak menuju sumber
kemenangan.
d. Depresi, orang menghentikan
respon-respon terbukanya dan mengalihkan emosi ke dalam dirinya sendiri.
Dari hasil penelitiannya, John B.
Watson menemukan bahwa tiga dari keempat emosional tersebut terdapat pada
anak-anak, yaitu : takut, marah dan cinta.
·
Takut
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang anak kecil memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan di rumah. Misalnya saja, rasa takut akan tempat gelap, takut berada di tempat sepi tanpa teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak di kenal. Kengerian-kengerian ini relatif lebih banyak diderita oleh anak-anak daripada orang dewasa. Karena, sebagai insan yang masih muda, tentu saja daya tahan anak-anak belum kuat.
Jika dilihat dari secara objektif, bisa dikatakan bahwa rasa takut selain mempunyai segi-segi negatif, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan perasaan-perasaanan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa takut pada anak.
Pada dasarnya, rasa takut itu bermacam-macam. Ada yang timbul karena seorang anak kecil memang ditakut-takuti atau karena berlakunya berbagai pantangan di rumah. Misalnya saja, rasa takut akan tempat gelap, takut berada di tempat sepi tanpa teman, atau takut menghadapi hal-hal asing yang tidak di kenal. Kengerian-kengerian ini relatif lebih banyak diderita oleh anak-anak daripada orang dewasa. Karena, sebagai insan yang masih muda, tentu saja daya tahan anak-anak belum kuat.
Jika dilihat dari secara objektif, bisa dikatakan bahwa rasa takut selain mempunyai segi-segi negatif, yaitu bersifat menggelorakan dan menimbulkan perasaan-perasaanan gejala tubuh yang menegangkan, juga ada segi positifnya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa takut pada anak.
Pertama, ciptakanlah suasana
kekeluargaan/lingkungan sosial mampu menghadirkan rasa keamanan dan rasa kasih
sayang. Kedua, berilah penghargaan terhadap usaha-usaha anak dan pujilah bila
perlu. Ketiga, tanamkanlah pada anak bahwa ada kewajiban sosial yang perlu
ditaati. Keempat, tumbuhkanlah pada diri anak kepercayaan serta keberanian
untuk hidup; jauhkanlah ejekan dan celaan.
·
Marah
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat pada anak kecil ketimbang rasa takut. Bentuk-bentuk kemarahan yang banyak kita hadapi adalah pada anak yang berumur 4 tahun. Pada anak-anak yang masih kecil, kemarahan bisa ditimbulkan oleh adanya pengekangan yang dipaksakan, gangguan pada gerak-geriknya, hambatan pada kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan, oleh segala sesuatu yang menghalang-halangi keinginan seorang anak.
Pada umumnya, luapan kemarahan lebih sering terlihat pada anak kecil ketimbang rasa takut. Bentuk-bentuk kemarahan yang banyak kita hadapi adalah pada anak yang berumur 4 tahun. Pada anak-anak yang masih kecil, kemarahan bisa ditimbulkan oleh adanya pengekangan yang dipaksakan, gangguan pada gerak-geriknya, hambatan pada kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan, oleh segala sesuatu yang menghalang-halangi keinginan seorang anak.
1. Dalam sebuah studi yang dilakukan
Goodenough, terdapat cukup bukti yang memperlihatkan bahwa anak-anak lebih
mudah menjadi marah apabila pada malam sebelumnya mereka tidak cukup
beristirahat.
2. Navaco pula mengemukakan bahwa
amarah “bisa dipahami sebagai reaksi tekanan perasaan”
·
Cinta
Apakah cinta? sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan. Penyair Mesir, Syauqi Bey, melukiskan “cinta” dlam sebuah sajaknya: Apakah cinta? Mulanya berpandangan mata, lantas saling senyum, kata berbalas kata, dan memadu janji, akhirnya bertemu. Namun, yang digambarkan Syauqi Bey di atas adalah cinta romantis, yaitu cinta waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus setelah puas bertemu dalam memadu cinta, tidak sampai meningkat ke jenjang pernikahan.
Apakah cinta? sesungguhnya betapa sulitnya kita menjelaskan kata yang satu ini. Sama halnya ketika kita harus mendefinisikan ihwal kebahagiaan. Penyair Mesir, Syauqi Bey, melukiskan “cinta” dlam sebuah sajaknya: Apakah cinta? Mulanya berpandangan mata, lantas saling senyum, kata berbalas kata, dan memadu janji, akhirnya bertemu. Namun, yang digambarkan Syauqi Bey di atas adalah cinta romantis, yaitu cinta waktu pacaran yang kadang-kadang berakhir putus setelah puas bertemu dalam memadu cinta, tidak sampai meningkat ke jenjang pernikahan.
Dalam bukunya The Art of Loving
(Seni Mencinta), Erich Fromm sedemikian jauh telah berbicara tentang cinta
sebagai alat mengatasi keterpisahaan manusia, sebagai pemenuh kerinduan akan
kesatuan. Akan tetapi, di atas kebutuhan eksitensi dan menyeluruh itu, timbul
suatu kebutuhan biologis, yang lebih spesifik yaitu keinginan untuk menyatu
antara kutub-kutub jantan dan betina. Ide pengutuban ini diungkapkan dengan
paling mencolok dalam mitos bahwa pada mulanya laki-laki dan wanita adalah
satu, kemudian mereka dipisahkan menjadi setengah-setengah, dan sejak itu
sampai seterusnya, setiap lelaki terus mencari belahan wanita yang hilang dari
dirinya untuk bersatu kembali dengannya.
F. Proses Terjadinya Emosi
Proses terjadinya emosi melibatkan
faktor psikologis maupun factor fisiologis. Kebangkitan emosi kita pertama kali
muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa, yang bisa netral, positif,
ataupun negatif. Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh reseptor kita, lalu
melalui otak. Kita menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan kondisi
pengalaman dan kebiasaan kita dalam mempersepsikan sebuah kejadian. Interpretasi
yang kita buat kemudian memunculkan perubahan secara internal dalam tubuh kita.
Perubahan tersebut misalnya napas tersengal, mata memerah, keluar air mata,
dada menjadi sesak, perubahan raut wajah, intonasi suara, cara menatap dan
perubahan tekanan darah kita.
Pandangan teori kognitif menyebutkan
emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi kita terhadap sebuah
peristiwa. Kita bias memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam
persepsi atau penilai negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan,
menjengkelkan, mengecewakan.
Persepsi yang lebih positif seperti
sebuah kewajaran, hal yang indah, sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan.
Interpretasi yang kita buat atas sebuah peristiwa mengkondisikan dan membentuk
perubahan fisiologis kita secara internal, ketika kita menilai sebuah peristiwa
secara lebih positif maka perubahan fisiologis kita pun menjadi lebih positif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berlainan
dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak dipengaruhi oleh
keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya
perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, menghayalkan,
mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendati pun demikian perasaan
bukanlah hanya sekedar gejala tambahan daripada fungsi pengenalan saja,
melainkan adalah fungsi tersendiri.
Emosi adalah
suatu keadaan yang komplek yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar yang
motoris. Dan perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat
subyektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami
dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf. Atas dasar arah
aktivitasnya, tingkah laku emosional dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu;
marah, takut, cinta dan depresi.
B.
Saran
1. Berharap agar mahasiswa lebih memahami
tentang perasaan dan emosi.
2. Bisa memberi pemahaman untuk
mahasiswa
3. Dan terakhir, makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu agar pembaca senantiasa memberikan kritik dan
saran kepada kami.