Jumat, 16 November 2018

TEKNIK ASEPSIS DAN ANTISEPSIS


TEKNIK ASEPSIS DAN ANTISEPSIS

 

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH MANAGEMENT PATIENT SAFETY
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1 A-1
1.      NURDYAH AYU O                         (P1337420117002)
2.      RISMA DIYAH P                             (P1337420117003)
3.      IIN AUWAHYUENLIN P               (P1337420117006)
4.      ROIS IRJANI                                   (P1337420117007)
5.      VINA DEWI SETIYOWATI          (P1337420117008)
6.      IRA AFRISTIANI                            (P1337420117011)
7.      DELLAVIA ENTA P                      (P1337420117021)
8.      YENI EKASARI                              (P1337420117037)
9.      SITI MUFAROTUL IZZA              (P1337420117038)

DIII KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2017

ASEPSIS DAN ANTISEPSIS
·        ASEPSIS
Asepsis adalah keadaan bebas dari mikroorganisme dan kuman-kuman pathogen. Asepsis ada dua yaitu asepsis bedah dan asepsis medis
1.      Asepsis medis adalah cara untuk membatasi jumlah pertumbuhan dan daya penyebaran mikroorganisme. Sedangkan 
2.      Asepsis bedah adalah segala usaha membunuh mikroorganisme termasuk sporanya dengan cara mekanis atau termis pada saat pembedahan akan dimulai (Oswari, 1993).
ü  Prinsip-PrinsipTindakan Asepsis Yang Umum :
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan kedalam kulit untuk menyuntikkan sesuatu kedalam tubuh, atau yang dimasukkan kedalam rongga badan yang dianggap steril haruslah steril. 
1)   Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2)   Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
3)   Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
4)   Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril. 
5)   Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak mengarah pada sipetugas. 
6)   Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril. 
7)   Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.



·         ANTISEPSIS
Antisepsis  adalah segala usaha membunuh semua mikroorganisme dengan bahan kimia. Sepsis adalah keadaan masuknya kuman/bakteri kedalam aliran darah (Bachsinar, 1992).
Bahan kimia dalam tindakan antisepsis membunuh/menghambat pertumbuhan kuman. Antiseptikada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan ada yang non-sporosidal. Digunakan pada jaringan hidup khusus, yaitu melalui kulit dan selaput lender.
ü  Penggunaan antiseptic/desinfektan meliputi:
1.      Mendesinfeksi kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi
2.      Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang
3.      Mencuci luka, terutama luka kotor
4.      Mencegah infeksi pada perawatan luka
5.      Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi
6.      Mengobati infeksi local
7.      Sterilisasi alat bedah.
ü  MacamAntiseptik
Antiseptikterbagiatas:
1.        Alcohol
2.        Halogen dan senyawanya
a.       Yodium
b.      Povidon Iodine (Polyvinyl pyrrolidone iodine)
c.       Klorheksidin
3.        Oksidansia
a.       KaliumPermanganat
b.      Perhidrol
4.        Logam berat dan garamnya
a.       MerkuriKlorida (sublimat)
b.      Merkurokrom (ObatMerah)
5.        Asam borat
6.        Turunan fenol
a.       Trinitrofenol (asam pikrat)
b.      Heksklorofen (pHiso Hex)
7.        Basa ammonium  kuartener (‘quats’) :Etakridin (rivanol)




ü  TINDAKAN ANTISEPSIS DI KAMAR OPERASI
1.         Mencuci Tangan sebelum Tindakan Operasi (Cara Fuerbringer)

                        
a.       Basahi tangan danlengan dengan air matang/ mengalir
b.      Ambil sikat halus steril (direbus),  celupkan dalam larutan sabun Gosokkan keujung jari/kuku dan selajari, telapak tangan, punggung tangan, dalam kedudukan lengan keatas
c.       Bilas dengan air
d.      Ulangi penyikatan/ penggosokan tersebut sampai 3-50 menit tergantung sabun
e.       Bilas dengan air sampai bersih, dibantu sikat
f.       Keringkan tangan dan lengan dengan handuk  steril.

2.             MengenakanPakaianKhususKamarOperasi
 
Pakaian khusus ini meliputi pakaian, topi, masker, sandal. Pakaian ini bersifat ringan, bersih, lengan pendek menutup tungkai dan seragam. Masker dan tutup kepala hendaknya selalu bersih dan menutupi sebagian atau seluruh rambut, termasuk jenggot; menutupi lubang hidung dan mulut. Sedangkan alas kaki cukup tersedia, dan tiap hari dibersihkan dengan larutan detergent/germisid. Kaos kaki harus dilepas. Tim operasi juga mengenakan baju/gaun operasi yang steril saat operasi di samping pakaian khusus di kamar operasi.

3.        Memasang baju gaun operasi
Biasanya baju operasi sedemikian rupa sehingga bagian yang akan tidak steril berada disebelah luar, sehingga saat diangkat bagian yang steril tetap dalam keadaan steril.
a.       Ambilah baju, angkat bagian leher dengan kedua tangan setinggi bahu, sehingga bagian punggung bawah baju tidak tercemar, kemudian perlahan-lahan bukalah lipatannya.
b.      Masukkan kedua tangan kelubang lengan baju operasi dan biarkan pembantu mengikatkan tali baju dari belakang. Jaga agar bagian yang steril menghadap meja instrument yang steril dan tertutup, sedangkan insteril menghadap anda.
c.       Setelah baju operasi terpasang lengkap, usahakan agar tangan anda tidak menyentuh bagian pakaian operasi bagian depan (dada, perut, tangan).

4.        MemasangSkortOperasipada orang lain:
a.      Instrumenter sudah memakai pakaian dan sarung tangan steril.
b.      Pegang baju tersebut pada bagian leher, kemudian lepaskan ikatannya.
c.       Balikkan pakaian sehingga bagian yang harus steril menghadap baju anda.
d.      Pemakai memasukkan kedua lengannya kedalam lengan baju. Kemudain segera dilepaskan, agar tangan anda tidak tercemaroleh baju, rambut dan masker.
5.        MengenakanSarungTangan (Handscoon) Steril

Sebelum mengenakan handscoon, perhatikan ukuran dan posisi ibu jari dari sarung tangan. Ibu jari di kiri sarung tangan menandakan sarung tangan itu untuk tangan kiri dan sebaliknya. Ukuran sarung tangan harus pas dan sesuai, bila terlalu besar akan mengganggu keterampilan serta menghilangkan perasaan feeling waktu melakukan pembedahan, sedang handscoon yang terlalu kecil/sempit akan terasa sakit pada jari-jari.
a.      Cara memasang Handscoon pada diri sendiri
1.      Dengan tangan kiri, ambillah sarung tangan kanan dengan bagian dalam yang dilipatkan keluar. Kemudian masukkan tangan kanan. Setelah terpasang, lipatan tadi dibiarkan.
2.      Dengan tangan kanan yang telah mengenakan handscoon, ambillah handscoon tangan kiridengan cara menyelipkan jari-jari tangan kanan di bawah lipatan, kemudian masukkan jari-jari tangan kiri kedalam handscoon.
3.      Cuff  baju (ujung lengan baju) harus masuk kedalam handscoon tersebut. Jempol tangan kiri menekan pergelangan lengan baju operasi, sementara keempat jari lainnya menarik lipatan handscoon dengan tangan kanan sampai menutupi cuff  baju operasi, demikian juga sebaliknya.
4.      Ingat anda sudah steril, maka harus hati-hati jangan sampai tercemar /ON lagi!.
b.      Cara memasang Handscoon pada orang lain
1.      Tangan kanan didahulukan
2.      Pegang sarung tangan setinggi pinggang,  dengan ibu jari kearah dokter dan lipatan cuff di atas jari-jari anda.
3.      Kemudian pemakaikan mendorong tangannya masuk kedalam handscoon.
4.      Lepaskanlipatanhandscoon di atas cuff baju.

ü STANDART KEWASPADAAN
Penggunaan perlindungan pada saat terdapat kontak dengan cairan tubuh/ darah. Merupakan metoda utnuk menekan terjadinnya perpindahan microorganisme penyebab infeksi antara:
1.      Pasien ke Pasien
2.     Pasien ke Tenaga Medis
3.     Tenaga Medis ke Pasien

ü Komponen dari standar kewaspadaan :
1.      Perlindungan diri
2.      Cuci tangan
3.      Penanganan benda tajam
4.      Penanganan instrument
5.      Sanitasilingkungan

ü Perlindungan Diri
Gunakan sarana perlindungan diri untuk menghidari kontak kulit, darah atau cairan tubuh pasien.
1.       Handscoon
2.      Masker
3.      Pelindung Mata
4.      PenutupKepala
5.      Gaun, Sepatu, dll.

ü Penanganan Benda Tajam
1.       Jangan mematahkan benda tajam.
2.       Gunakan teknik yang aman
3.      Buang di tempat Khusus dan bertanda khusus.
4.      Tempat pembuangan benda tajam sebaiknya tidak diisi melebihi ¾ dari kapasitasnya.
5.       Hindari pemberian benda tajam dari tangan ketangan dengan menunjukkan ujung tajam kea rah penerima (paling aman gunakan kidney dish/nampan).