Pengaruh Peranan Orang Tua Terhadap
Pendidikan Anak
Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa kepada pasangan. Orang tua adalah orang yang sangat penting dalam
kehidupan seorang anak. Orang tua memiliki kewajiban untuk merawat dan mengasuh
anaknya dari kecil hingga dewasa. Orang tua khususnya seorang ibu sangat
mempengaruhi kondisi bio-psiko-sosio seorang anak. Ini terbukti saat seorang
ibu sedang mengandung, ibu akan memenuhi asupan nutrisi, menjaga dan merawat
janin yang dikandungnya supaya lahir dengan selamat dan sehat. Ibu akan merawat
janinnya dengan penuh kasih sayang. Kondisi ibu akan mempengaruhi kondisi
janinnya. Bila asupan nutrisi ibu kurang tercukupi, maka akan menyebabkan
asupan nutrisi untuk janin juga kurang tercukupi, karena bayi mendapatkan
nutrisi lewat plasenta seorang ibu. Sehingga apabila seorang ibu sakit, maka bayinya
pun juga ikut sakit.
Pada saat masih bayi, orang tua mengajari anaknya
untuk berbicara. Walaupun bayi tersebut hanya bisa berkomunikasi lewat
tangisan, tetapi orang tua biasanya tetap mengajaknya berbicara. Lama-kelamaan
bayi akan tumbuh dan berkembang. Biasanya balita akan meniru ucapan dari orang
tuanya, walaupun pelafalannya kurang jelas. Orang tua mengajari anaknya untuk
dapat berjalan dan bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, orang tua
memiliki tanggung jawab untuk mengajari anaknya dalam mengenal dan menjalani kehidupan
sehari-hari.
Dalam pendidikan guru merupakan
elemen terpenting. Ia merupakan ujung tombak, bahkan proses belajar mengajar
sangat dipengaruhi bagaimana siswa memandang guru. Dirumah orang tua berperan
sebagai guru. Layaknya guru di sekolah, maka orang tua paling tidak berupaya
bersikap seperti guru. Menurut Jamaludin 2002:36 “Kepribadian guru seperti
memberi perhatian hangat dan suportif (memberi semangat) diyakini bisa
memberikan motivasi yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi siswa”.
Orang tua di
dalam sebuah keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan
kepribadian anak, Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut diantaranya perkembangan kepribadian anak yang berlangsung secara
berkelanjutan, ikatan emosional orang tua dan anak yang begitu kuat, dan
interaksi orang tua dan anak yang berlangsung secara tepat. (Hawari, Dadang,
1993: 31). Keluarga sangat mempengaruhi pendidikan anak. Karena, pendidikan
dasar pada anak dididik dan diajarkan pertama kali di lingkungan keluarga. Anak
yang pendidikannya baik biasanya terlahir dari keluarga yang baik-baik pula.
Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi ekonomi,
keharmonisan keluarga, dan yang paling penting adalah niat anak dalam mencapai
pendidikan setinggi mungkin.
Menurut
hasil penelitian Muftil Umam (1996:59) keharmonisan keluarga ditentukan
oleh tiga hal, yaitu: 1) Masing-masing anggota keluarga meletakkan pada fungsi
dan kedudukannya. 2) Adanya musyawarah dalam memecahkan masalah. 3) Adanya
kasih sayang antar anggota keluarga secara timbal balik. Keluarga yang hamonis
akan membuat anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Begitu juga
sebaliknya. Keluarga yang kurang harmonis dapat menyebabkan anak tidak dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya, karena ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dari kesibukan
orang tua, pertengkaran orang tua dihadapan anaknya sehingga keinginan anak
untuk mengembangkan bakatnya akan terhambat yang secara otomatis perkembangan
anak juga terhambat. Karena lingkungan yang baik dan afektif akan berpengaruh
positif terhadap pribadi anak. Maka perkembangan anak baik jika lingkungan juga
baik.
Motivasi mengabdi pada keluarga semata-mata demi cinta kasih yang kodrati.
Didalam suasana cinta dan kemesraan proses belajar berlangsung dengan baik
selama anak itu menjadi tanggungan keluarga. (Maman Achdiyat, 1980: 21)
Menurut Emil H. Tambunan
(1996:59) keutuhan dalam struktur keluarga menjadi salah satu kunci
keharmonisan keluarga. Jika salah satu tidak ada, misalnya tidak lengkapnya
orang tua atau tidak adanya anak, akan berpengaruh pada keharmonisan keluarga.
Hal tersebut diatas akan diperkuat
dengan kondisi ekonomi yang selalu berada dalam keadaan kekurangan,
kebutuhan-kebutuhan primer sehari-hari belum sepenuhnya terpenuhi mengingat
rendahnya pendapatan yang mereka peroleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar