Kamis, 15 November 2018

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN HARGA DIRI


LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI  




Oleh:
Nama          : Nurdyah Ayu Oktaviani
NIM            : P1337420117002
Prodi          : DIII Keperawatan Semarang


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

2018

       I.            KONSEP DASAR
1.      Definisi
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. (Stuart and sundeen, 1998).
Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau berada pada resiko mengalami suatu kejadian negatife dan perubahan mengenai perasaan, pikiran atau pandangan mengenai dirinya (Lynda Jual Carpenito, 1998).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan negatife yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. ( Mary C Towsend 1998).
2.      Jenis-jenis konsep diri
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini:
a.    Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi, yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).
b.   Ideal diri (Self Ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu. Sering juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Stuart & Sundeen, 1998).
c.    Identitas diri (Self Identifity)
Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikkan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart & Sundeen, 1998).
d.   Peran diri (Self Role)
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial. Peran yang diterapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu (Stuart & Sundeen, 1998).
e.    Harga diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart & Sundeen, 1998).
3.      Rentang respon
Description: Image result for rentang respon harga diri rendah
Keterangan :
a.       Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.
b.      Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.
c.       Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.
d.      Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
e.       Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

4.      Etiologi
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik dikatakan situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya dioperasi, kecelakaam, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu kerena terjadi sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dan dipenjara secara tiba-tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama. Klien ini mempunyai perasaan negative. Kejadian sakit atau dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya.

5.      Patofisiologi
a.       Factor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketegantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b.      Factor presipitasi
Factor Presipitasi Terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehillangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang menurun. Faktor prespitasi yaitu ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan. Konflik peran adalah ketidak sesuaian peran antara yng dijalankan dengan yang diinginkan. Peran yang tidak jelas adalah kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya. Peran berlebihan adalah kurangnya sumber adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang kompleks. Perkembangan yang transisi yaitu perubahaan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri. Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti.
6.      Tanda dan Gejala
c.       Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit
d.      Rasa bersalah terhadap diri sendiri
e.       Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
f.       Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
g.       Percaya diri kurang
h.      Mencederai diri
i.        Konsentrasi menurun
j.        Menyangkalfek labil
k.      Regresi perkembangan

    II.            PATHWAY






Isolasi sosial : menarik diri
 



 


Gangguan citra tubuh
 
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
 
 



 III.            MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI  
1.      Masalah keperawatan
a.       Isolasi sosial : menarik diri
b.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c.       Berduka disfungsional
2.      Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
a.       Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b.      Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

  1. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Harga diri rendah
2.      Isolasi sosial : menarik diri

      V.          RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1. Harga Diri Rendah
a.       Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.
b.      Tujuan khusus :
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1.       Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
1.2.       Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
1.3.       Bbuat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
1.4.       Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.5.       Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
1.6.       Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2.         Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
2.1  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistis
2.4. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.         Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
3.1  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4.        Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
4.1.   Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
4.2.   Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3.   Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5.         Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1.    Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6.        Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
6.1.   Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2.   Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3.   Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4.   Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 2:  Menarik diri
a.       Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
b.      Tujuan Khusus  :
1.       Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
a.       Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b.      Perkenalkan diri dengan sopan
c.       Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d.      Jelaskan tujuan pertemuan
e.       Jujur dan menepati janji
f.       Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.       Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2.       Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1       Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2       Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul
2.3       Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul
2.4       Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3.       Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1          Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2          Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
a.       Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
b.      Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c.       Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3          Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a.       beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b.      diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c.       beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4.       Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
4.1        Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2        Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
4.3        Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4        Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5        Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6        Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7        Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5.       Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
5.1      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
5.2      Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3      Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
6.       Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
6.1        Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
         Salam, perkenalan diri
         Jelaskan tujuan
         Buat kontrak
         Eksplorasi perasaan klien
6.2        Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
         Perilaku menarik diri
         Penyebab perilaku menarik diri
         Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
         Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3        Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
6.4        Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu
6.5        Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga









DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.1998.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta: EGC.
Riyadi, S. Dan Purwanto, T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar