Jumat, 16 November 2018

MAKALAH PEMERIKSAAN BNO – IVP


MAKALAH PEMERIKSAAN BNO – IVP


Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pengkajian Kesehatan Semester III

Disusun oleh:
Kelompok 1
1.      Nurdyah Ayu O.                   (P1337420117002)
2.      Laras Cayanngrum              (P1337420117005)
3.      Yulfian Nugroho                   (P1337420117020)
4.      Priscila Estari N.                   (P1337420117025)
5.      Laura Dwi D.                        (P1337420117033)
                                                            Kelas : 1­-A1


PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemeriksaan BNO-IVP”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
  1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengkajian Kesehatan Bapak Supriyadi,MN.
  2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami
  3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.


                                                                        Semarang, 4 Juli 2018



         Penulis





DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
A.    Latar belakang .........................................................................
1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................
2
C.     Tujuan Penulisan .....................................................................
2
D.    Manfaat Penulisan ...................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................
3
A.  Sejarah Suku Batak ..................................................................
3
B.  Unsur-Unsur Kebudayaan Batak ..............................................
3
1.      Religi .................................................................................
3
2.      Sistem Bahasa ....................................................................
7
3.      Adat istiadat dan kesenian .................................................
4.      Sistem IPTEK ....................................................................
5.      Organisasi Masyarakat ......................................................
6.      Sistem mata pencaharian ...................................................
7.      Ilmu Pengetahuan .............................................................
8.      Masakan Suku Batak ........................................................
10
38
39
41
44
44
BAB III PENUTUP................................................................................
48
1.      Simpulan ..................................................................................
48
2.      Saran ........................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA .…………………………………....…………….
49



BAB 1
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
            Semakin maju ilmu kedokteran akan menuntut semakin diperlukannya teknologi canggih guna membantu penegakan diagnosa maupun terapi. Oleh karena itu, ilmu kedokteran saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia radiologi. Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada tahun 1895, revolusi besar-besaran terjadi dalam dunia kedokteran. Sinar-X dapat memvisualisasikan bagian dalam tubuh manusia tanpa harus membedahnya lagi. Sampai sekarang pemeriksaan radiologi sangat dibutuhkan sebagai salah satu penunjang diagnosis. Perkembangan pemanfaatan sinar-X menjadi makin berkembang seiring ditemukannya bahan kontras. Bahan kontras adalah senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.
             Pemanfaatan bahan kontras ini digunakan untuk meningkatkan radiolucent maupun radiopaque suatu gambar organ. Bahan kontras ditemukan pada tahun 1896, dipakai untuk pemeriksaan traktus digestus. Bahan yang dipakai adalah barium sulfat.  Penelitian mengenai bahan kontras ini terus berkembang sampai tahun 1923 dengan ditemukannya garam Iodium yang digunakan untuk pemeriksaan traktus urinarius. Pemeriksaan traktus urinarius dengan bahan kontras yang dimasukan secara intra vena kedalam tubuh manusia ini yang disebut pemeriksaan BNO IVP.











B.                 Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertisn dari pemeriksaan BNO IVP?
2.      Bagaimana anatomi dan fisiologi dari organ urynaria?
3.      Apakah tujuan dari pemeriksaan BNO IVP?
4.      Apakah indikasi pemeriksaan BNO IVP?
5.      Apa saja kontra indikasi pada pemeriksaan BNO IVP?
6.      Bagaimana prosedur pemeriksaan BNO IVP?
7.      Bagaimana perawatan lanjutan pada pasien setelah pemeriksaan BNO IVP?
8.      Bagaimana cara pencegahan dan penanganan alergi pada pasien?
9.      Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan?


C.                Tujuan Penulisan
1.        Mengetahui pengertian dari pemeriksaan BNO IVP.
2.        Mengetahui anatomi organ urinary.
3.        Mengetahui tujuan pemeriksaan, indikasi, dan kontra indikasi pada pemeriksaan BNO IVP.
4.        Mengetahui prosedur pemeriksaan BNO IVP.
5.        Mengetahui perawatan lanjutan pda pasien setelah melakukan pemeriksaan BNO IVP.
6.        Mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan alergi pada pemeriksaan BNO IVP.
7.        Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan.


D.                Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai Pemeriksaan BNO IVP terhadap pembaca. Dan diharapkan dapat menambah wawasan kepada penulis tentang hal ini


                                                 

BAB 1I
PEMBAHASAN


A.                Pengertian BNO IVP
            BNO (Blass Nier Overzicht),blass : kandung kemih , Nier : ginjal , Overzicht : penelitian. Adalah Pemeriksaan didaerah abdomen atau pelvis untuk mengetahu kelainan – kelainan pada daerah tersebut khususnya pada system urinaria. Sedangkan IVP (Intera Venous Pyeloghrapy ).
            BNO IVP adalah Pemeriksaan radiorafi  pada system urinaria (dari ginjal, ureter hingga kandung kemih) dengan menyuntikan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien,media kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih. Dengan IVP, radiologis dapat mengetahui anatomi serta fungsi ginjal, ureter dan blass.

Anatomi Sistem Urinaria

Sistem urinaria terdiri dari :
a.       Ginjal
b.      Ureter
c.       Urinary bladder
d.      Uretra

a.    Ginjal


Berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, panjang sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm. Pada laki-laki beratnya antara 125-175 gram dan pada perempuan 115-155 gram. Ginjal dibagi tiga bagian utama yaitu Korteks (bagian luar), medulla (sumsum ginjal), Pelvis renalis ( rongga ginjal ).
Bagian Korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron +_ 100juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak.  Setiap nerfron terdiri atas :
1.      Glomerolus: gulungan kapilar dikelilingi dinding epitel ganda yang disebut kapsula bowman.
2.      Tubulus kontortus proksimal: panjang mencapai 15 mm & sangat berliku.
3.      Tubulus kontortus distal: panjang sekitar 5 mm & membentuk segmen terakhir nefron.
4.      Tubulus dan duktus pengumpul: membentuk tuba yg lebih besar yg mengalirkan urin ke dlm kaliks minor.

Fungsi ginjal :
a.       Menyaring dan membersihkan darah dari zat – zat metabolisme
b.      Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
c.       Reasorbsi elektrolit yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
d.      Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
e.       Menghasilkan hormone yang perperan dalam membentuk dan memantangkan sel sel darah merah disumsum tulang.

b.   Ureter
            Adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Panjangnya antara 25-30 cm dan diameter 4-6 mm. Saluran ini menyempit ditiga tempat:
1.      Di titik asal ureter pada pelvis ginjal
2.      Di titik pada saat melewati pinggiran pelvis
3.      Di titik pertemuannya dengan kandung kemih.

ORBITS 1

c.    Kandung Kemih (Vesika Urinaria)

            Organ muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine. Berukuran sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis jika penuh berisi urin.
Bagiannya terdiri dari :
1.      Fundus: bagian yg menghadap ke arah belakang dan bawah, terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale.
2.      Korpus: bagian antara verteks dan fundus.
3.      Verteks: bagian runcing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.

d.      Uretra
Mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh.

B.                 Tujuan Pemeriksaan IVP
Tujuan pemeriksaan IVP ini adalah :
a.    Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary, dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
b.    Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri) dan sakit pada daerah punggung.
c.    Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari : Batu ginjal, Pembesaran prostat, Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

C.                Indikasi  dan Kontra Indikasi Pemeriksaan IVP

Indikasi pemeriksaan IVP
a.       Batu kandung kemih
b.      Pembesaran prostat jinak
c.       Radang ginjal
d.      Batu ginjal
e.       Hydronephrosis
f.       Curiga ada tumor pada ureter
g.      Radang ureter
h.      Sumbatan pada ureter karena batu
Kontra indikasi pemeriksaan IVP
a.       Alergi terhadap media kontras
b.      Penyakit kencing manis
c.       Tumor ganas
d.      Penyakit hati / lever
e.       Kegagalan jantung
f.       Anemia berat
g.      Kegagalan ginjal
h.      Hasil ureum dan creatinin tidak normal

D.                Persiapan pemeriksaan
Persiapan Pasien:
Prosedur pelaksanaan urus – urus    :
1.     Makan makanan lunak yang tidak berserat satu sampai dua hari sebelum pemeriksaan
2.    Minum laktasit atau obat pencahar yg diberikan 12 jam sebelum pemeriksaan utk membersihkan usus dari faeses
3.    Dua belas jam sebelum pemeriksaan pasien puasa
4.    Selama berpuasa pasien diharapkan mengurangi berbicara dan merokok utk menghindari adanya bayangan gas
Pemeriksaan laborat
1.      Kreatinin  ( normal : 0,6- 1,5 mg/ 100 ml )
2.      Ureum ( normal : 8-25 mg/ 100ml)
3.      Sebelum dilakukan pemeriksaan , maka pasien di minta untuk buang air kecil terlebih dahulu
Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.


Persiapan Media Kontras
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinarX (bahan kontras negatif dengan bahan dasar udara atau gas). Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
Media kontras yang digunakan dalam BNO IVP adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.
Bahan kontras yang  sering di gunakan : Iopamiro, Omnipaque, Ultravist
Syarat bahan kontras yang digunakan dalam pemeriksaan IVP adalah :
a.       Memeiliki nomor atom yang tinggi (seperti Iodium nomor atomnya 53) ,sehingga zat kontras akan tampak putih pada jaringan.
b.      Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
c.       Bersifat water soluble dan ionic atau larut dalam air, dapat dengan mudah diserap atau dikeluarkan tubuh setelah pemeriksaan.
Persiapan Alat dan Bahan
1.    Peralatan Steril
a.    Wings needle No. 21 G (1 buah)
b.    Spuit 20 cc (2 buah)
c.    Kapas alcohol atau wipes
2.    Peralatan Un-Steril
a.    Plester
b.    Marker R/L dan marker waktu
c.    Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
d.   Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
e.    Baju pasien
f.     Tourniquet


E.                 Teknik Pemeriksaan
Foto polos abdomen
Tujuan :
a.       Untuk melihat persiapan pasien , apakah usus sudah bebas dari udara dan faeces
b.      Untuk melihat kelainan anatomi pada organ saluran kemih
c.       Untuk menentukan faktor eksposi pada pengambilan radiograf selanjutnya
Posisi pasien :
a.       Berbaring terlentang di atas meja   pemeriksaan
a)      Tempatkan kedua lengan di samping tubuh
b)      Mid Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
c)      Arah sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
d)     Titik bidik : pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yg menghubungkan crista iliaca kanan dan kiri
e)      Jarak fokus  dengan film : 100 cm
b.      Ukuran kaset : 30 x 40 cm
c.       Eksposi : pada saat ekspirasi dan tahan nafas
Kriteria : dapat menampakkan organ abdomen scr keseluruhan , tidak tampak pergerakaan tubuh ,kedua krista iliaca simetris kanan dan kiri
d.      Gambaran vertebra tampak dipertengahan radiograf
Penyuntikan Media Kontras
a.       Sebelum penyuntikan media kontras ,terlebih dahulu dilakukan skin test terhadap pasien.
b.      Penyuntikan urografi intra vena mempunyai dua cara : langsung dan drip infus
c.       Penyuntikan src langsung dilakukan melalui pembuluh darah vena dengan cara memasukkan jarum wing needle ke dalam vena mediana cubiti
d.      Penyuntikan scr drip infus adalah media kontras sebanyak 40 ml dicampur dgn larutan fisiologis sebanyak 100 ml kmd dimasukkan melalui slang infus

Alur perjalanan bahan kontras
            Bahan kontras disuntikan pada vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capilaris,vena subclavian,kemudian ke vena cava superior. Dari vena cava superior, bahan kontras akan mengalir masuk ke atrium kanan (jantung) ,kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo.Kemudian mengalir ke vena pulmomenuju atrium kiri kemudian ke ventrikel kiri dan mengalir ke aortaserta terus mengalir menuju aorta desendens trus kedalam aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.
Screenshot_2015-03-24-22-39-17

F.     FOTO POST PENYUNTIKAN MEDIA KONTRAS

1.      Foto 5 menit
Tujuan :Untuk melihat fungsi ginjal dan untuk melihat pengisian media kontras pada pelvicocalises
Tehnik pemeriksaan:
a.       Posisi pasien : berbaring di atas meja pemeriksaan
b.      Tempatkan kedua lengan disamping tubuh
Posisi pasien:
a.       Mid Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
b.      Ukuran kaset : 24 x 30 cm, diatur melintang tubuh di dlm meja bucky dengan krista iliaca masuk pada bagian bawah kaset tanpa memotong bagian ginjal
c.       Arah sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
d.      Titik bidik : pada pertengahan antara proccecus xypoideus dengan krista iliaca kanan dan kiri
e.       Jarak fokus  dengan film : 100 cm
f.       Eksposi : pada saat ekspirasi dan tahan nafas
g.      Kriteria : dapat menampakkan kedua kontur ginjal yang terisi media kontras
Foto 5 menit post injeksi
            Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri
2.      Foto 15 menit post penyutikan
Tujuan: Untuk melihat pengisian media kontras pada ureter
Tehnik pemeriksaan:
a.       Posisi pasien : berbaring di atas meja pemeriksaan
b.      Tempatkan kedua lengan disamping tubuh
Posisi pasien:
a.       Mid Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
b.      Ukuran kaset : 30 x 40 cm, diatur memanjang sejajar tubuh dengan sympisis pubis masuk pada bag batas bawah kaset tanpa memotong bag atas ginjal Arah sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
c.       Titik bidik    : pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang menghubungkan crista iliaca kanan dan kiri
d.      Jarak fokus  dengan film : 100 cm
e.       Eksposi : pada saat ekspirasi dan tahan nafas
f.       Kriteria : dapat menampakkan media kontras yang mengisi kedua ureter
Foto menit ke - 15

            mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder.

3.      Foto post 30 menit penyuntikan
Tujuan : Untuk melihat pengisian ureter bag bawah dan kandung kencing
Tehnik pemeriksaan:
a.       Posisi pasien : berbaring di atas meja pemeriksaan
b.      Tempatkan kedua lengan disamping tubuh
Posisi pasien
a.       Mid Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
b.      Ukuran kaset : 30 x 40 cm, diatur memanjang sejajar tubuh dgn sympisis pubis masuk pada bag batas bawah kaset tanpa memotong bag atas ginjal
c.       Arah sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
d.      Titik bidik    : - pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yg menghubungkan crista iliaca kanan dan kiri
e.       Jarak fokus  dengan film : 100 cm
f.       Eksposi : pada saat ekspirasi dan tahan nafas
g.      Kriteria : dapat menampakkan media kontras yang mengisi kedua ginjal,ureter dan kandung kencing .Gambaran verteba berada d pertengahan radiograf, kedua krista iliaca simetris kanan dan kiri
h.      Foto 30 menit post injeksi (full blass)
tampak media kontras pada kandung kencing, tampak kedua ginjal,dan ureter, daerah sympisis pubis masuk dalam radiograf.
Apabila pada 30 menit setelah penyuntikan media kontras , kandung kencing terisi penuh dengan media kontras , maka pasien dimohon untuk kencing/ buang air kecil 
Apabila pada foto ke 30 menit media kontras belum mengisi penuh kandung kencing maka pemeriksaan dilanjutkan sampai 60 menit , 90 menit , 120 menit
Foto menit ke-60



Foto Post Void


Kemudian dilanjutkan dengan foto Post Miksi (PM )

G.                Perawatan lanjutan
Tidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini. Cukup istrahat dan banyak minum air putih untuk menghilangkan bahan kontras dari tubuh. Kecuali yang alergi terhadap bahan kontras IVP. Efek samping yang sering terjadi adalah:
a.       Efek samping ringan seperti mual, gatal – gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol.
b.      Efek samping sedang  seperti edema dimuka atau pangkal tenggorokan
c.       Efek samping berat seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping sering terjadi pada pasien yang mempunyai alergi yodium (makan laut) dan kelainan pada jantung.

H.                Pencegahan dan penanganan pasien yang mengalami alergi terhadap bahan kontras saat pemeriksaan IVP
1.      Tindakan pencegahan:
a.       Melakukan skin test
Skin test adalah test kepekanaan kulit terhadap bahan kontras yang disuntikan sedikit dipermukaan kulit. Bila terjadi reaksi kulit merah atau bentol- bentol segera laporkan ke radiographer atau dokter jaga.
b.      Melakukan intravena test
Menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3—5 cc kedalam vena.Segera laporkan jika terjadi reaksi.
c.       Memberikan obat anti alergi
Seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan kontras (contoh: diphenhydramine).
2.      Tindakan penyembuhan
     Tindakan penyembuhan dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan menimbukan alergi. Bisa dilakukan dengan pemberian obat anti alergi atau laporkan ke dokter jika alergi yang dialami parah.

I.                   Kekurangan dan kelebihan pemeriksaan IVP
Kekurangan:
a.    Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.
b.    Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun.
c.    Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut. 
d.   Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
Kelebihan:
a.    Bersifat invasif.
b.    IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan
c.    Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.
d.   Radiasi relative rendah 
e.    Relative aman.

J.                  Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan foto BNO IVP
a.       Jangan lupa memberi marker “BNO”, “5”, “15”, “30”, sesuai dengan interval waktu.
b.      Pemeriksaan harus menggunakan grid untuk menyerap radiasi hambur
c.       Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
d.      Proteksi pasien harus diperhatikan.
e.       Ekspose dilakuakn pada saat pasien fuul inspiration
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

BNO IVP merupakan salah satu jenis pemeriksaan radiografi yang menggunakan bahan kontras untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik pada sistem urinary. Sebelum melakukan pemeriksaan ini sebaiknya melakukan beberapa tindakan pencegahan alergi pada pasien melalui beberapa tes yang diberikan. Dan dalam melakukan pemeriksaan hendaknya mengikuti prosedur pemeriksaan yang sesuai. Serta pertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan BNO IVP ini terhadap pasien.

















DAFTAR PUSTAKA

Bontrager, Kenneth L. 2010. Text book of Radiographic Positioning and Related Anatomy, 7th edition. ST.Lios.Missiouri: Mosby Year Book.inc
Ballinger, P.W. 2003. Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Procedures, volume 2,10th edition. Saint Luis USA: The CV. Mosby Year Book.Inc
http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/03/tekniknik-radiograf-intra-venous.html (diakses pada 11 Sept.2015, 09.00)
https://firzandinata.wordpress.com/2012/02/24/all-about-bno-ivp-frequently-asked-questions/ (diakses pada 11 Sept.2015, 09.00)
http://kedan-x-ray.blogspot.co.id/2014/09/teknik-radiografi-bno-ivp.html (diakses pada 11 Sept.2015, 09.00)






 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar