MAKALAH PEMERIKSAAN
BNO – IVP
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Pengkajian Kesehatan Semester III
Disusun
oleh:
Kelompok
1
1.
Nurdyah
Ayu O. (P1337420117002)
2.
Laras
Cayanngrum (P1337420117005)
3.
Yulfian
Nugroho (P1337420117020)
4.
Priscila
Estari N. (P1337420117025)
5.
Laura
Dwi D. (P1337420117033)
Kelas : 1-A1
PRODI
D III KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK
KESEHATAN
KEMENTRIAN
KESEHATAN SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemeriksaan BNO-IVP”.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan
sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
- Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengkajian Kesehatan Bapak Supriyadi,MN.
- Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami
- Teman-teman yang telah memberikan dukungan
Penulis sangat
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat.
Semarang,
4 Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
..............................................................................
|
i
|
KATA PENGANTAR
...........................................................................
|
ii
|
DAFTAR ISI ..........................................................................................
|
iii
|
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................
|
1
|
A. Latar
belakang .........................................................................
|
1
|
B. Rumusan
Masalah ...................................................................
|
2
|
C.
Tujuan Penulisan .....................................................................
|
2
|
D.
Manfaat Penulisan ...................................................................
|
2
|
BAB II
PEMBAHASAN
......................................................................
|
3
|
A. Sejarah
Suku Batak ..................................................................
|
3
|
B. Unsur-Unsur
Kebudayaan Batak ..............................................
|
3
|
1. Religi
.................................................................................
|
3
|
2. Sistem
Bahasa ....................................................................
|
7
|
3. Adat
istiadat dan kesenian .................................................
4. Sistem
IPTEK ....................................................................
5. Organisasi
Masyarakat ......................................................
6. Sistem
mata pencaharian ...................................................
7. Ilmu
Pengetahuan .............................................................
8. Masakan
Suku Batak ........................................................
|
10
38
39
41
44
44
|
BAB III PENUTUP................................................................................
|
48
|
1.
Simpulan ..................................................................................
|
48
|
2.
Saran ........................................................................................
|
48
|
DAFTAR
PUSTAKA .…………………………………....…………….
|
49
|
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semakin maju ilmu kedokteran akan
menuntut semakin diperlukannya teknologi canggih guna membantu penegakan
diagnosa maupun terapi. Oleh karena itu, ilmu kedokteran saat ini tidak dapat
dipisahkan dari dunia radiologi. Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm
Conrad Roentgen pada tahun 1895, revolusi besar-besaran terjadi dalam dunia
kedokteran. Sinar-X dapat memvisualisasikan bagian dalam tubuh
manusia tanpa harus membedahnya lagi. Sampai sekarang pemeriksaan radiologi sangat
dibutuhkan sebagai salah satu penunjang diagnosis. Perkembangan pemanfaatan
sinar-X menjadi makin berkembang seiring ditemukannya bahan kontras. Bahan
kontras adalah senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi
struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.
Pemanfaatan bahan kontras ini digunakan untuk
meningkatkan radiolucent maupun radiopaque suatu gambar organ. Bahan
kontras ditemukan pada tahun 1896, dipakai untuk pemeriksaan traktus digestus.
Bahan yang dipakai adalah barium sulfat.
Penelitian mengenai bahan kontras ini terus berkembang sampai tahun 1923
dengan ditemukannya garam Iodium yang digunakan untuk pemeriksaan traktus
urinarius. Pemeriksaan traktus urinarius dengan bahan kontras yang dimasukan secara
intra vena kedalam tubuh manusia ini yang disebut pemeriksaan BNO IVP.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertisn dari pemeriksaan BNO IVP?
2.
Bagaimana
anatomi dan fisiologi dari organ urynaria?
3.
Apakah
tujuan dari pemeriksaan BNO IVP?
4.
Apakah
indikasi pemeriksaan BNO IVP?
5.
Apa
saja kontra indikasi pada pemeriksaan BNO IVP?
6.
Bagaimana
prosedur pemeriksaan BNO IVP?
7.
Bagaimana
perawatan lanjutan pada pasien setelah pemeriksaan BNO IVP?
8.
Bagaimana
cara pencegahan dan penanganan alergi pada pasien?
9.
Hal-hal
apa saja yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian dari pemeriksaan BNO IVP.
2.
Mengetahui
anatomi organ urinary.
3.
Mengetahui
tujuan pemeriksaan, indikasi, dan kontra indikasi pada pemeriksaan BNO IVP.
4.
Mengetahui
prosedur pemeriksaan BNO IVP.
5.
Mengetahui
perawatan lanjutan pda pasien setelah melakukan pemeriksaan BNO IVP.
6.
Mengetahui
cara pencegahan dan penanggulangan alergi pada pemeriksaan BNO IVP.
7.
Mengetahui
hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan.
D.
Manfaat Penulisan
Makalah
ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai Pemeriksaan BNO IVP terhadap
pembaca. Dan diharapkan dapat menambah wawasan kepada penulis tentang hal ini
BAB 1I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian BNO IVP
BNO (Blass Nier Overzicht),blass :
kandung kemih , Nier : ginjal , Overzicht : penelitian. Adalah Pemeriksaan
didaerah abdomen atau pelvis untuk mengetahu kelainan – kelainan pada daerah
tersebut khususnya pada system urinaria. Sedangkan IVP (Intera Venous
Pyeloghrapy ).
BNO IVP adalah Pemeriksaan radiorafi pada system urinaria (dari ginjal, ureter
hingga kandung kemih) dengan menyuntikan zat kontras melalui pembuluh darah
vena. Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan
pasien,media kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam
ginjal dan tractus urinary sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna
putih. Dengan IVP, radiologis dapat mengetahui anatomi serta fungsi ginjal, ureter
dan blass.
Anatomi
Sistem Urinaria
Sistem urinaria terdiri dari :
a.
Ginjal
b.
Ureter
c.
Urinary bladder
d.
Uretra
a. Ginjal
Berbentuk seperti kacang
berwarna merah tua, panjang sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm. Pada laki-laki
beratnya antara 125-175 gram dan pada perempuan 115-155 gram. Ginjal dibagi tiga
bagian utama yaitu Korteks (bagian luar), medulla (sumsum ginjal), Pelvis
renalis ( rongga ginjal ).
Bagian Korteks ginjal
mengandung banyak sekali nefron +_ 100juta sehingga permukaan kapiler ginjal
menjadi luas akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nerfron terdiri atas :
1.
Glomerolus:
gulungan kapilar dikelilingi dinding epitel ganda yang disebut kapsula bowman.
2.
Tubulus
kontortus proksimal: panjang mencapai 15 mm & sangat berliku.
3.
Tubulus
kontortus distal: panjang sekitar 5 mm & membentuk segmen terakhir nefron.
4.
Tubulus
dan duktus pengumpul: membentuk tuba yg lebih besar yg mengalirkan urin ke dlm
kaliks minor.
Fungsi ginjal :
a.
Menyaring
dan membersihkan darah dari zat – zat metabolisme
b.
Mengeksresikan
zat yang jumlahnya berlebihan
c.
Reasorbsi
elektrolit yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
d.
Menjaga
keseimbangan asam basa dalam tubuh.
e.
Menghasilkan
hormone yang perperan dalam membentuk dan memantangkan sel sel darah merah
disumsum tulang.
b. Ureter
Adalah perpanjangan tubular berpasangan
dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Panjangnya
antara 25-30 cm dan diameter 4-6 mm. Saluran ini menyempit ditiga tempat:
1.
Di
titik asal ureter pada pelvis ginjal
2.
Di
titik pada saat melewati pinggiran pelvis
3.
Di
titik pertemuannya dengan kandung kemih.
c. Kandung
Kemih (Vesika Urinaria)
Organ muskular berongga yang
berfungsi sebagai kontainer penyimpanan urine. Berukuran sebesar kacang kenari
dan terletak di pelvis saat kosong dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis
jika penuh berisi urin.
Bagiannya terdiri dari :
1.
Fundus:
bagian yg menghadap ke arah belakang dan bawah, terpisah dari rektum oleh
spatium rectovesikale.
2.
Korpus:
bagian antara verteks dan fundus.
3.
Verteks:
bagian runcing ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
d. Uretra
Mengalirkan urin dari
kandung kemih ke bagian eksterior tubuh.
B.
Tujuan Pemeriksaan IVP
Tujuan pemeriksaan IVP ini adalah :
a.
Pemeriksaan
IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary, dengan
melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
b.
Pemeriksaan
ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri) dan
sakit pada daerah punggung.
c.
Dengan
IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :
Batu ginjal, Pembesaran prostat, Tumor pada ginjal, ureter dan blass.
C.
Indikasi dan
Kontra Indikasi Pemeriksaan IVP
Indikasi pemeriksaan IVP
a. Batu kandung kemih
b. Pembesaran prostat jinak
c. Radang ginjal
d. Batu ginjal
e. Hydronephrosis
f. Curiga ada tumor pada ureter
g. Radang ureter
h. Sumbatan pada ureter karena batu
Kontra indikasi pemeriksaan IVP
a.
Alergi
terhadap media kontras
b. Penyakit kencing manis
c. Tumor ganas
d. Penyakit hati / lever
e. Kegagalan jantung
f. Anemia berat
g. Kegagalan ginjal
h.
Hasil
ureum dan creatinin tidak normal
D.
Persiapan pemeriksaan
Persiapan
Pasien:
Prosedur pelaksanaan urus – urus :
1.
Makan makanan lunak yang tidak berserat satu
sampai dua hari sebelum pemeriksaan
2.
Minum
laktasit atau obat pencahar yg diberikan 12 jam sebelum pemeriksaan utk
membersihkan usus dari faeses
3.
Dua
belas jam sebelum pemeriksaan pasien puasa
4.
Selama
berpuasa pasien diharapkan mengurangi berbicara dan merokok utk menghindari
adanya bayangan gas
Pemeriksaan laborat
1.
Kreatinin ( normal : 0,6- 1,5 mg/ 100 ml )
2.
Ureum
( normal : 8-25 mg/ 100ml)
3.
Sebelum
dilakukan pemeriksaan , maka pasien di minta untuk buang air kecil terlebih
dahulu
Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien
mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.
Persiapan
Media Kontras
Bahan kontras merupakan
senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility)
struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan
kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-X (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinarX
(bahan kontras negatif dengan bahan dasar udara atau gas). Kontras media adalah
suatu bahan atau media yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien untuk membantu
pemeriksaan radografi, sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque
atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.
Media kontras yang digunakan
dalam BNO IVP adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan
berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.
Bahan
kontras yang
sering di gunakan : Iopamiro, Omnipaque,
Ultravist
Syarat bahan kontras yang
digunakan dalam pemeriksaan IVP adalah :
a.
Memeiliki
nomor atom yang tinggi (seperti Iodium nomor atomnya 53) ,sehingga zat kontras
akan tampak putih pada jaringan.
b.
Non
Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
c.
Bersifat
water soluble dan ionic atau larut dalam air, dapat dengan mudah diserap atau
dikeluarkan tubuh setelah pemeriksaan.
Persiapan Alat dan Bahan
1.
Peralatan
Steril
a.
Wings
needle No. 21 G (1 buah)
b.
Spuit
20 cc (2 buah)
c.
Kapas
alcohol atau wipes
2.
Peralatan
Un-Steril
a.
Plester
b.
Marker
R/L dan marker waktu
c.
Media
kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
d.
Obat-obatan
emergency (antisipasi alergi media kontras)
e.
Baju
pasien
f.
Tourniquet
E.
Teknik
Pemeriksaan
Foto
polos abdomen
Tujuan
:
a.
Untuk
melihat persiapan pasien , apakah usus sudah bebas dari udara dan faeces
b.
Untuk melihat kelainan anatomi pada organ saluran kemih
c.
Untuk menentukan faktor eksposi pada pengambilan radiograf
selanjutnya
Posisi pasien :
a.
Berbaring
terlentang di atas meja pemeriksaan
a)
Tempatkan
kedua lengan di samping tubuh
b)
Mid
Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
c)
Arah
sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
d)
Titik
bidik : pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yg menghubungkan crista
iliaca kanan dan kiri
e)
Jarak
fokus dengan film : 100 cm
b.
Ukuran
kaset : 30 x 40 cm
c.
Eksposi
: pada saat ekspirasi dan tahan nafas
Kriteria : dapat menampakkan organ abdomen scr keseluruhan , tidak
tampak pergerakaan tubuh ,kedua krista iliaca simetris kanan dan kiri
d.
Gambaran vertebra tampak dipertengahan radiograf
Penyuntikan
Media Kontras
a. Sebelum penyuntikan media kontras ,terlebih dahulu
dilakukan skin test terhadap pasien.
b. Penyuntikan urografi intra vena mempunyai dua cara :
langsung dan drip infus
c. Penyuntikan src langsung dilakukan melalui pembuluh
darah vena dengan cara memasukkan jarum wing needle ke dalam vena mediana
cubiti
d. Penyuntikan scr drip infus adalah media kontras
sebanyak 40 ml dicampur dgn larutan fisiologis sebanyak 100 ml kmd dimasukkan
melalui slang infus
Alur perjalanan bahan kontras
Bahan kontras disuntikan pada vena fossa cubiti akan
mengalir ke vena capilaris,vena subclavian,kemudian ke vena cava superior. Dari
vena cava superior, bahan kontras akan mengalir masuk ke atrium kanan (jantung)
,kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo.Kemudian mengalir ke
vena pulmomenuju atrium kiri kemudian ke ventrikel kiri dan mengalir ke
aortaserta terus mengalir menuju aorta desendens trus kedalam aorta abdominalis
dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.
F. FOTO
POST PENYUNTIKAN MEDIA KONTRAS
1. Foto 5 menit
Tujuan :Untuk melihat fungsi ginjal dan untuk melihat pengisian media kontras pada pelvicocalises
Tehnik pemeriksaan:
a. Posisi pasien : berbaring di atas meja pemeriksaan
b. Tempatkan kedua lengan disamping tubuh
Posisi
pasien:
a. Mid
Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
b. Ukuran
kaset : 24 x 30 cm, diatur melintang tubuh di dlm meja bucky dengan krista
iliaca masuk pada bagian bawah kaset tanpa memotong bagian ginjal
c. Arah
sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
d. Titik
bidik : pada pertengahan antara proccecus xypoideus dengan krista iliaca kanan
dan kiri
e. Jarak
fokus dengan film : 100 cm
f. Eksposi
: pada saat ekspirasi dan tahan nafas
g. Kriteria
: dapat menampakkan kedua kontur ginjal yang terisi media kontras
Foto 5 menit post injeksi
Tampak kontras mengisi ginjal kanan
dan kiri
2.
Foto
15 menit post penyutikan
Tujuan: Untuk melihat pengisian media kontras pada ureter
Tehnik pemeriksaan:
a.
Posisi
pasien : berbaring di atas meja pemeriksaan
b.
Tempatkan
kedua lengan disamping tubuh
Posisi
pasien:
a. Mid
Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
b. Ukuran
kaset : 30 x 40 cm, diatur memanjang sejajar tubuh dengan sympisis pubis masuk
pada bag batas bawah kaset tanpa memotong bag atas ginjal Arah sumbu sinar :
vertikal tegak lurus terhadap kaset
c. Titik
bidik : pada Mid Sagital Plane tubuh
setinggi garis yang menghubungkan crista iliaca kanan dan kiri
d. Jarak
fokus dengan film : 100 cm
e. Eksposi
: pada saat ekspirasi dan tahan nafas
f. Kriteria
: dapat menampakkan media kontras yang mengisi kedua ureter
Foto menit ke - 15
mencakup gambaran pelviocalyseal,
ureter dan bladder.
3.
Foto post 30 menit penyuntikan
Tujuan : Untuk melihat pengisian ureter bag bawah dan kandung
kencing
Tehnik pemeriksaan:
a.
Posisi
pasien : berbaring di atas meja pemeriksaan
b.
Tempatkan
kedua lengan disamping tubuh
Posisi
pasien
a. Mid
Sagital Plane berada di tengah meja pemeriksaan
b. Ukuran
kaset : 30 x 40 cm, diatur memanjang sejajar tubuh dgn sympisis pubis masuk
pada bag batas bawah kaset tanpa memotong bag atas ginjal
c. Arah
sumbu sinar : vertikal tegak lurus terhadap kaset
d. Titik
bidik : - pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yg menghubungkan
crista iliaca kanan dan kiri
e. Jarak
fokus dengan film : 100 cm
f. Eksposi
: pada saat ekspirasi dan tahan nafas
g. Kriteria
: dapat menampakkan media kontras yang mengisi kedua ginjal,ureter dan kandung
kencing .Gambaran verteba berada d pertengahan radiograf, kedua krista iliaca
simetris kanan dan kiri
h.
Foto
30 menit post injeksi (full blass)
tampak media kontras pada kandung kencing, tampak
kedua ginjal,dan ureter, daerah sympisis pubis masuk dalam radiograf.
Apabila
pada 30 menit setelah penyuntikan media kontras , kandung kencing terisi penuh
dengan media kontras , maka pasien dimohon untuk kencing/ buang air kecil
Apabila
pada foto ke 30 menit media kontras belum mengisi penuh kandung kencing maka
pemeriksaan dilanjutkan sampai 60 menit , 90 menit , 120 menit
Foto menit ke-60
Foto Post Void
Kemudian
dilanjutkan dengan foto Post Miksi (PM )
G.
Perawatan lanjutan
Tidak ada perawatan khusus
yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini. Cukup
istrahat dan banyak minum air putih untuk menghilangkan bahan kontras dari
tubuh. Kecuali yang alergi terhadap bahan kontras IVP. Efek samping yang sering
terjadi adalah:
a.
Efek
samping ringan seperti mual, gatal – gatal, kulit menjadi merah dan
bentol-bentol.
b.
Efek
samping sedang seperti edema dimuka atau
pangkal tenggorokan
c.
Efek
samping berat seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping sering terjadi pada pasien yang mempunyai
alergi yodium (makan laut) dan kelainan pada jantung.
H.
Pencegahan dan penanganan pasien yang mengalami alergi
terhadap bahan kontras saat pemeriksaan IVP
1.
Tindakan
pencegahan:
a.
Melakukan
skin test
Skin test adalah test kepekanaan kulit terhadap bahan kontras yang
disuntikan sedikit dipermukaan kulit. Bila terjadi reaksi kulit merah atau
bentol- bentol segera laporkan ke radiographer atau dokter jaga.
b.
Melakukan
intravena test
Menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3—5 cc kedalam vena.Segera
laporkan jika terjadi reaksi.
c.
Memberikan
obat anti alergi
Seperti antihistamin sebelum pemasukan bahan kontras (contoh:
diphenhydramine).
2.
Tindakan
penyembuhan
Tindakan
penyembuhan dilakukan setelah bahan kontras itu masuk tubuh dan menimbukan
alergi. Bisa dilakukan dengan pemberian obat anti alergi atau laporkan ke
dokter jika alergi yang dialami parah.
I.
Kekurangan dan kelebihan pemeriksaan IVP
Kekurangan:
a.
Selalu
ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.
b.
Dosis
efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang
diterima dari alam dalam satu tahun.
c.
Penggunaan
media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang
menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.
d.
Tidak
dapat dilakukan pada wanita hamil.
Kelebihan:
a.
Bersifat
invasif.
b.
IVP
memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa
dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga
kanker tanpa harus melakukan pembedahan
c.
Diagnosa
kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.
d.
Radiasi
relative rendah
e.
Relative
aman.
J.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan foto
BNO IVP
a.
Jangan
lupa memberi marker “BNO”, “5”, “15”, “30”, sesuai dengan interval waktu.
b.
Pemeriksaan
harus menggunakan grid untuk menyerap radiasi hambur
c.
Persiapan
pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
d.
Proteksi
pasien harus diperhatikan.
e.
Ekspose
dilakuakn pada saat pasien fuul inspiration
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
BNO IVP merupakan salah satu jenis pemeriksaan
radiografi yang menggunakan bahan kontras untuk mendapatkan gambaran yang lebih
baik pada sistem urinary. Sebelum melakukan pemeriksaan ini sebaiknya melakukan
beberapa tindakan pencegahan alergi pada pasien melalui beberapa tes yang
diberikan. Dan dalam melakukan pemeriksaan hendaknya mengikuti prosedur
pemeriksaan yang sesuai. Serta pertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari
pemeriksaan BNO IVP ini terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, Kenneth L. 2010. Text
book of Radiographic Positioning and Related Anatomy, 7th
edition. ST.Lios.Missiouri: Mosby Year Book.inc
Ballinger, P.W. 2003. Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Procedures,
volume 2,10th edition. Saint Luis USA: The CV. Mosby Year Book.Inc
http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/03/tekniknik-radiograf-intra-venous.html
(diakses pada 11 Sept.2015, 09.00)
https://firzandinata.wordpress.com/2012/02/24/all-about-bno-ivp-frequently-asked-questions/
(diakses pada 11 Sept.2015, 09.00)
http://kedan-x-ray.blogspot.co.id/2014/09/teknik-radiografi-bno-ivp.html
(diakses pada 11 Sept.2015, 09.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar