Kamis, 15 November 2018

LAPORAN PENDAHULUAN PERSONAL HYGIENE


LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIENE




Oleh:
Nama          : Nurdyah Ayu Oktaviani
NIM            : P1337420117002
Prodi          : DIII Keperawatan Semarang


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

2018

       I.            KONSEP DASAR
1.      Definisi
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.

2.      Etiologi
a.       Gangguan kognitif
b.      Penurunan motivasi
c.       Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d.      Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e.       Ansietas
f.       Kelemahan

3.      Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut: seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi dari pada selama inspirasi karena peningkatan  tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.

4.      Tanda dan Gejala
a.       Stadium Dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1).    Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
2).    Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
3).    Whezing belum ada
4).    Belum ada kelainan bentuk thorak
5).    Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
6).    BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
1).    Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
2).    Whezing
3).    Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4).    Penurunan tekanan parsial O2

b.      Stadium Lanjut/Kronik
1)      Batuk, ronchi
2)      Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
3)      Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4)      Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
5)      Thorak seperti barel chest
6)      Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
7)      Sianosis
8)      BGA Pa O2 kurang dari 80%
9)      Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri

 Adapun Tanda dan Gejala yang lain
a).    Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop
b).    Batuk produktif, sering pada malam hari
c).    Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
d).   Sesak napas
e).    Sesak dada
f).     Batuk berlebihan atau batuk yang membuat terjaga di malam hari
    II.            Pathway



 III.            Pengkajian
1.    Data Objektif
a.    Pengukuran tensi
b.    Pengukuran suhu
c.    Pengukuran nadi
d.   Pengukuran pernapasan
2.    Data subjektif
a.    Biodata pasien
b.    Status kesehatan saat ini
-       Alasan masuk rumah sakit
-       Faktor pencetus
-       Faktor pemberat kekurangan oksigen
-       Keluhan utama
-       Timbulnya keluhan
-       Pemahaman penatalaksanaan masalah kesehatan
-       Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
-       Diagnose medik
c.    Status kesehatan masa lalu
-       Penyakit yang pernah dialami
-       Pernah dirawat
-       Riwayat alergi
-       Kebiasaan obat-obat

 IV.            Rumusan Diagnosa Keperawatan
1.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d
a.       Gangguan batuk
b.      Penurunan tingkat kesadaran
2.      Gangguan pertukaran gas b.d
a.       Penurunan ekspansi paru
b.      Adanya sekresi paru
c.       Pemasukan oksigen yang tidak adekuat

3.      Ketidakefektifan pola nafas b.d
a.       Imobilitas
b.      Depresi ventilasi akibat penggunaan narkotik
c.       Kerusakan neuromuskular
d.      Obstruksi jalan napas
4.      Penurunan curah jantung b.d
a.       Peningkatan beban kerja ventrikel.
b.      Irama jantung yang tidak teratur
c.       Denyut jantung yang cepat
5.      Gangguan pertukaran gas b.d
a.       Ketidakseimbangan perfusi ventilasi
b.      Perubahan membran kapiler alveolar

    V.            Perencanaan
1.    Tujuan intervensi : mengembalikan pola pernafasan pasien yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kriteria hasil :
a.    Klien dapat bernafas dengan baik dengan jeda waktu yang stabil (tidak sesak nafas).
b.    Klien melaporkan perasaan segar (lebih nyaman)  saat terpasangnya oksigen.
c.    Klien tampak segar dengan bantuan oksigen.
2.    Intervensi :
a.    Kaji tanda-tanda vital, sianosis, status pernafasan dan status mental.
Rasional : agar dapat memantau perkembangan pernafasan pasien.
b.    Kaji toleransi aktivitas : mulainya nafas pendek , nyeri, palpitasi dan pusing.
Rasional : agar dapat mempermudah penanganan pertolongan pertama yang diberikan.
c.    Monitor denyut jantung irama, nadi dan efektifitas pemberian oksigen..
Rasional : agar dapat memantau perkembangan kebutuhan pernafasan pasien.
d.   Monitor status mental : gelisah dan cemas.
Rasional : kegelisahan dan kecemasan dapat meningkatkan ketidakstabilan pernafasan (sesak nafas).
e.    Atur posisi tidur sesuai kondidi kllien.
Rasional : dengan posisi semi fowler – fowler dapat meringankan sesak nafas.
f.     Hindari Valsafa manuver : mengejan, bersin, menahan bowel, menahan BAB/BAK.
Rasional : valsafa mannuver dapat menyebabkan pemberhentian nafas sebentar dan dapat mengakibatkan sesak nafas.
g.    Memberikan informasi meliputi pembatasan aktifitas, perubahan diagnosa kepada klien dan keluhannya.
Rasional : agar dapat memonitori tingkat kebutuhan oksigen yang dibutuhkan.
h.    Kolaborasi : medis (untuk pemberian terapi antiaritiarimia, nitrogliserin, vasodilator, anti koagula, terapi cairan dan oksigenasi) sosial pastoral ahli gizi.









DAFTAR PUSTAKA

q   Potter, Patricia A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahasa, Renata Komalasari..(et al) ; editor edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian. –Ed.4.- Jakarta: EGC,2005
q   Diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi 2009-2011 / editor, T. Heather Herdman ;alih bahasa, Made Sumarwati, Dwi Widiarti, Estu Tiar ; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. – Jakarta : EGC, 2010
q   Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia/ penulis, A. Aziz Alimul HIdayat,Musrifutul Uliyah : editor, Monica Ester. – Jakarta : EGC, 2004
q   http://raninursing.blogspot.com/






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar